TORAJA-BARATTUNG
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
TORAJA-BARATTUNG

Tempat ngumpul, berbagi, n ngerumpi di MIG33 (TORAJA)
 
PortalPortal  IndeksIndeks  Latest imagesLatest images  PendaftaranPendaftaran  LoginLogin  
Pencarian
 
 

Display results as :
 
Rechercher Advanced Search
Latest topics
» TEMU ADAT MASSENREMPULU 2008 (enrekang)
Upacara tak ada duanya Icon_minitimeWed May 20, 2009 5:30 am by Risty

» sekilas tentang adat lampung
Upacara tak ada duanya Icon_minitimeFri Mar 27, 2009 9:13 pm by das_girl

» Adat enrekang
Upacara tak ada duanya Icon_minitimeFri Mar 27, 2009 8:30 am by Soro5

» KESENIAN DR TORAJA
Upacara tak ada duanya Icon_minitimeFri Dec 12, 2008 4:03 am by ichal_coy

» Tempat Wisata
Upacara tak ada duanya Icon_minitimeSun Dec 07, 2008 3:15 am by ANGKASA

» Daftar Barattunger
Upacara tak ada duanya Icon_minitimeFri Dec 05, 2008 10:47 am by hammerhead

» Posisi Tana-Toraja
Upacara tak ada duanya Icon_minitimeFri Dec 05, 2008 10:14 am by hammerhead

» PAKAIAN ADAT
Upacara tak ada duanya Icon_minitimeFri Dec 05, 2008 10:04 am by hammerhead

» Upacara tak ada duanya
Upacara tak ada duanya Icon_minitimeFri Dec 05, 2008 9:48 am by hammerhead

Navigation
 Portal
 Indeks
 Anggota
 Profil
 FAQ
 Pencarian
Forum
Affiliates
free forum


 

 Upacara tak ada duanya

Go down 
PengirimMessage
hammerhead
ADMINISTRATOR
ADMINISTRATOR
hammerhead


Jumlah posting : 59
Registration date : 05.11.08

Upacara tak ada duanya Empty
PostSubyek: Upacara tak ada duanya   Upacara tak ada duanya Icon_minitimeFri Dec 05, 2008 9:48 am

Di wilayah Kab. Tana Toraja terdapat upacara adat yang terkenal dan tidak ada duanya di dunia, yaitu upacara adat Rambu Solo' (upacara untuk memakamkan leluhur/ orang tua yang tercinta) dengan acara Sapu Randanan, dan Tombi Saratu', juga acara upacara Ma'nene'. Dan Upacara Adat Rambu Tuka.

Upacara-upacara adat tersebut di atas baik Rambu Tuka' maupun Rambu Solo' diikuti oleh seni tari dan seni musik khas Toraja yang bermacam-macam ragamnya.

RAMBU TUKA

Acara upacara adat Rambu Tuka' (acara untuk memasuki rumah adat yang baru/Tongkonan) atau yang selesai direnovasi; dan waktunya sekali dalam 50 atau 60 tahun. Upacara tersebut dikenal dengan nama Ma'Bua', Meroek, atau Mangrara Banua Sura'.

Untuk upacara adat Rambu Tuka' diikuti oleh seni tari : Pa' Gellu, Pa' Boneballa, Gellu Tungga', Ondo Samalele, Pa'Dao Bulan, Pa'Burake, Memanna, Maluya, Pa'Tirra', Panimbong dan lain-lain. Untuk seni musik yaitu Pa'pompang, pa'Barrung, Pa'pelle'. Musik dan seni tari yang ditampilkan pada upacara Rambu Solo' tidak boleh (tabu ditampilkan pada upacara Rambu Tuka'.

RAMBU SOLO (Upacara Pemakaman)

Rumah bambu tarnpak berderet, himpit menghimpit diatas padi yang tengah menghijau, tidak jauh dari situ berbaris orang orang mengikuti dibelakang mereka hewan ternak untuk dipersembahkan pada tuan rumah, tidak ketinggalan pula tuan rumah menyambut dengan ramahnya oleh tari tarian dan beraneka macam santapan yang telah dipersiapkan di atas daun pisang. Sepintas terlihat bak sebuah acara menyambut kesuka-citaan besar, tidak dinyana upacara yang begitu megahnya adalah upacara untuk prosesi pemakaman yang lebih dikenal dengan upacara Rambu Solo'.

Adat istiadat yang telah diwarisi oleh masyarakat Toraja secara turun temurun ini, mewajibkan keluarga yang ditinggal membuat sebuah pesta sebagai tanda hormat terakhir pada mendiang yang telah pergi.

Namun dalam Pelaksanaannya, upacara Rambu Solo terbagi dalam beberapa tingkatan yang mengacu pada strata sosial masyarakat Toraja, yakni:
Dipasang Bongi: Upacara yang hanya diiaksanakan dalam satu malam. Dipatallung Bongi: Upacara yang berlangsung selama tiga malam dan dilaksanakan dirumah dan ada pemotongan hewan.
Dipalimang Bongi: Upacara pemakamanyang berlangsung selama lima malam dan dilaksanakan disekitar rumah serta pemotongan hewan
Dipapitung Bongi:Upacara pemakaman yang berlangsung selama tujuh malam yang setiap harinya ada pemotongan hewan.

Biasanya pada upacara tertinggi dilaksanakan dua kali dengan rentan waktu sekurang kurangnya setahun, upacara yang pertama disebut Aluk Pia biasanya dalam pelaksanaannya bertempat disekitar Tongkonan keluarga yang berduka, sedangkan Upacara kedua yakni upacara Rante biasanya dilaksanakan disebuah "lapangan Khusus" karena upacara yang menjadi puncak dari prosesi pemakaman ini biasanya ditemui berbagai ritual adat yang harus dijalani, seperti : Ma'tundan, Mebalun (membungkus jenazah), Ma'roto (membubuhkan ornamen dari benang emas dan perak pada peti jenazah), Ma'Popengkalo Alang (menurunkan jenazah kelumbung untuk disemayamkan), dan yang terkahir Ma'Palao (yakni mengusung jenazah ketempat peristirahatan yang terakhir).

Tidak hanya ritual adat yang dapat dijumpai dalam Upacara Rambu solo, berbagai kegiatan budaya yang begitu menariknya dapat dipertontonkan dalam upacara ini, antara lain : Mapasilaga tedong (Adu kerbau), perlu diketahui bahwa kerbau di Tana Toraja memiliki ciri yang mungkin tidak dapat ditemui didaerah lain, mulai yang memiliki tanduk bengkok kebawah sampai dengan kerbau berkulit putih; Sisemba (Adu kaki); Tari tarian yang berkaitan dengan ritus rambu solo': Pa'Badong, Pa'Dondi, Pa'Randing, Pa'Katia, Pa'papanggan, Passailo dan Pa'pasilaga Tedong; Selanjutnya untuk seni musiknya: Pa'pompang, Pa'dali-dali dan Unnosong.; Ma'tinggoro tedong (Pemotongan kerbau dengan ciri khas masyarkat Toraja, yaitu dengan menebas kerbau dengan parang dan hanya dengan sekali tebas), biasanya kerbau yang akan disembelih ditambatkan pada sebuah batu yang diberi nama Simbuang Batu. Menjelang usainya Upacara Rambu Solo', keluarga mendiang diwajibkan mengucapkan syukur pada Sang Pencipta yang sekaligus menandakan selesainya upacara pemakaman Rambu Solo'.

PEMAKAMAN

Kematian bagi masyarakat Toraja menjadi salah satu hal yang paling bermakna, sehingga tidak hanya upacara prosesi pemakaman yang dipersiapkan ataupun peti mati yang dipahat menyerupai hewan (Erong), namun mereka pun mempersiapkan tempat "peristirahatan terakhir" dengan sedemikian apiknya, yang tentunya tidak lepas dari strata sosial yang berlaku dalam masyarakat Toraja maupun kemampuan ekonomi individu, umumnya tempat menyimpan jenazah adalah gua/tebing gunung atau dibuatkan sebuah rumah (Pa'tane). Budaya ini telah diwarisi secara turun temurun oleh leluhur mereka.

Adat masyarakat Toraja menyimpan jenazah pada tebing/liang gua, merupakan kekayaan budaya yang begitu menarik untuk disimak lebih dalam lagi, dapat dijumpai di beberapa kawasan pemakaman yang saat ini telah menjadi obyek wisata, seperti Londa, yang merupakan pemakaman purbakala yang berada dalam sebuah gua, dapat dijumpai puluhan erong yang berderet dalam bebatuan yang telah dilubangi, tengkorak berserak di sisi batu menandakan petinya telah rusak akibat di makan usia; Lemo adalah salah satu kuburan leluhur Toraja, hasil kombinasi antara ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa dengan kreasi tangan terampil Toraja pada abad XVI (dipahat) atau liang Paa'. Jumlah liang batu kuno ada 75 buah dan tau-tau yang tegak berdiri sejumlah 40 buah sebagai lambang-lambang prestise, status, peran dan kedudukan para bangsawan di Desa Lemo. Diberi nama Lemo oleh karena model liang batu ini ada yang menyerupai jeruk bundar dan berbintik-bintik.
Kembali Ke Atas Go down
https://toraja-barattung.forummotion.com
 
Upacara tak ada duanya
Kembali Ke Atas 
Halaman 1 dari 1

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
TORAJA-BARATTUNG :: MENGENAL TORAJA :: Upacara Adat-
Navigasi: